You Know That is Not the Only Way!
July 2, 2020

2 skill penting calon dokter untuk sukses - hafalan bukan segalanya

2 skill penting calon dokter untuk sukses - hafalan bukan segalanya
The player is loading ...
Dokterpintar

Yang lagi sekolah kedokteran jangan menyerah di tengah jalan! Merasa ga bisa menghafal banyak? Atau cepat lupa walaupun sudah begadang mengingat pelajaran di sekolah kedokteran? Tenang, ada trik nih agar setidaknya kalian lulus jadi dokter. Curcol pengalaman pribadi nih guys. --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/dokterpintar/message Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/dokterpintar/support

Transcript

Hai balik lagi bareng gue, dr.Hafiz, host dokterpintar, sebelum kita mulai bahasan kali ini gua mau terima kasih banget yang udah follow akun instagra @dokterpintar, yang udah like facebook page-nya dokterpintar dan semua postingannya gue, dan juga special thanks buat yang udah nanya ke DM gue, namanya @nimasayu, pertanyaannya adalah, “kak, kalau pingin jadi dokter spesialis sekolahnya berapa tahun?”, dan ini jawaban gue, “pertanyaannya menarik, berapa lama ingin jadi dokter spesialis tergantung, yang pasti kamu harus lulus jadi dokter umum, sekitar 5,5-6 tahun, kemudian internship 1 tahun, entah kamu bisa langsung bisa internship atau kamu nunggu dulu ngantri sekitar ½ sampai 1 tahun, program spesialis bisa nerima kamu setelah selesai internship, tapi kebanyakan minimal kamu harus punya pengalaman dulu sekitar 1-2 tahun sebelum daftar pendidikan dokter spesialis, kemudian bicara tentang pendidikan dokter spesialis, yang paling cepat itu di kertas tercatatnya yaitu 3,5 tahun, namun jarang sekali yang lulus tepat waktu, rata-rata lulusnya itu 4-5 tahun untuk yang jurusan-jurusan kecil seperti mata, THT, kalau untuk jurusan-jurusan yang lain untuk dokter spesialis itu rata-rata lulusnya 5-6 tahun, yang paling lama kalau ngga salah itu bedah saraf, itu makan waktu 7-8 tahun, tergantung dari kampusnya, jadi total bisa jadi dokter spesialis itu, dari hitungannya dari lulus SMA, kurang lebih ya 13 paling cepat, paling lama bisa 15,16, bahkan 17 tahun. Jadi kalau kamu lulus…..”. Jadi itu adalah salah satu contoh kalian ingin bertanya ke gua langsung, untuk pertanyaan ini gua akan jelaskan secara detail di season berikutnya, kita mau selesai nih season 1, untuk yang pingin nanya, silahkan hubungi gua langsung lewat DM atau lewat comment-comment di postingan Instagram dokterpintar atau kalian lebih suka facebook silahkan pakai facebook, kita punya linkedin, juga punya tumblr, dan di facebook page juga ada nomor whatsapp yang kalian chat, selamat menyaksikan episode ini.

Ok, kali ini gua mau cerita tentang skill-skill apa aja yang seharusnya seorang dokter itu jago dalam hal ini, kenapa? Kalau punya skill ini, dengan level ya lumayanlah intermediate to advance, wah, ini bakal membantu banget ketika entah dia mau praktek ataukah menjalani jenjang karir yang lain seperti pada episode-episode sebelumnya. 

Eits, jangan kemana-mana dulu, gua mau cerita dikit review, ini podcast pertama gue pakai aplikasi yang sangat bagus banget, free, kalian tidak perlu mengeluarkan duit apa-apa, malah kalian bisa dapat duit dari aplikasi ini, yaitu anchor, kalian bisa download di playstore atau appstore, atau kalian bisa buka di anchor.fm , disana kalian bisa bikin podcast dari nol, yang kalian record di sana bisa atau kalian mau masukin dari yang sudah rekam sebelumnya kalian tambahkan musik segala macam, pokoknya keren deh coba, thankyou.

Di tahun-tahun pertama yang pasti teman-teman sekalian itu akan dihadapi dengan modul atau mata pelajaran wajib, hampir semua jurusan kali ya, entah itu filsafat, atau pendidikan kewarganegaraan, apalah yang khusus di kampusnya, kemudian pendidikan agama masing-masing, dan yang paling penting ini sebenarnya bahasa Inggris. Gua rasa gua ga tahu ya, gua berasumsi anak jaman sekarang, kalian yang lagi antre untuk ujian UTBK dan SBMPTN dan sedang memilih-milih jurusan apa yang diinginkan untuk kuliah, gua rasa bahasa Inggris itu bukan suatu halangan lagi sih buat kalian ya, mudah-mudahan, kenapa? Karena jaman gua dulu ya internet masih terbatas, dengan itu aja masih bisa kita belajar bahasa Inggris memang ya Alhamdulillah nya dulu, dan ini gua rasa sangat bermanfaat, ternyata kedepannya gua menjalani pendidikan di sekolah kedokteran yang secara basic sebenarnya gua ga punya modal yang kuat untuk sekolah kedokteran, biologi gua biasa-biasa aja, malah gua bagusnya di fisika, matematika tapi itu juga ga terlalu guna di sekolah kedokteran, tapi ada satu yang gua bersyukur adalah bahasa Inggris gua ngga jelek-jelek amat, jadi minimal untuk baca, gua masih bisa ngerti, untuk kalimat yang kompleks, gua masih bisa mengartikan dengan gampang, dalam tanda kutip walaupun kalau misalnya gua diminta untuk bicara mungkin gua belum terlalu pede karena pengalaman di kursus bahasa Inggris kan beda ya, kalau misalnya memang kita sudah biasa ngomong bahasa Inggris terutama buat anak gaul (anak jaman sekarang) gaya ngomongnya jaksel-jakselan mungkin percakapan bahasa Inggris nya jauh lebih cakep lah daripada gua jaman dulu ketika masuk kuliah. Kenapa ini penting? Gua udah pernah cerita di episode-episode sebelumnya bahwa pendidikan kedokteran itu bergantung pada update penelitian, kalian selama kuliah hanya akan bermodalkan apa yang dosen kalian ajarkan, di jaman sekarang dengan modul sudah berbasis problem solving, yang pusatnya ada di mahasiswa, bukan di dosen, dosen perannya hanya sebagai fasilitator, jadi ya paling kalian aakan mendapat kuliah 2-3 kali dalam seminggu, sisanya kalian baca sendiri, sisanya kalian diskusi sama teman, kalian buat tugas dari bahan yang kalian punya, nah, ini masalahnya, bahan yang kalian punya itu ya misalnya kalian beli, paling yang bisa kalian beli adalah buku atau ebook/digital book segala macam, masalahnya adalah textbook kedokteran kebanyakan adalah terjemahan dari buku terbitan asing, nah, disini masalahnya justru. Kebanyakan bahasa terjemahan dari textbook bahasa asing itu banyak yang membingungkan, kenapa ya? Karena bahasa Inggris di textbook-textbook itu sangat kompleks, jadi saran gue adalah kalian asah skill bahasa Inggris kalian terutama dalam kosakata/vocabulary dan grammar, karena itu akan membantu kalian seandainya kalian lancar baca dalam bahasa Inggris, gua sarankan membaca textbook dalam bahasa Inggris. Kalian misalnya mau textbook Harrison, internal medicine, jangan cari terjemahannya, hasilnya jelek banget, kemudian buku yang tadi gue bilang umurnya maksimal 10 tahun, itu aja masih kalah dengan jurnal. Jurnal ini adalah publikasi ilmiah yang dilakukan oleh para ahli selesai mereka melakukan penelitian. Yang ribetnya di modul skolah kedokteran sekarang adalah kalian tidak bisa disupin semua ilmu itu, jadi kalian benar-benar cari sendiri termasuk dengan kalian mencari di internet database jurnal, paling sering itu ada pubmed, ada google scholar, kemudian ada ebsco dam macam-macam, tergantung kampus kalian langganannnya apa, dan itu semuanya dalam bahasa Inggris kebanyakan, kecuali kalau kalian mengerti bahasa latin atau bahasa Spanyol ya silahkan lah membaca literature dengan bahasa itu, tapi kebanyakan pasti bahasa Inggris, dan seringkali, temuan yang ada di jurnal banyak yang menambah bahkan membantah teori yang ada di buku. Jadi, kadang bertolak belakang dengan teori yang sudah ada. Dulu sih di modul bahasa Inggris gua nilai gua ngga bagus-bagus amat sih, kayaknya B kalau ngga salah, tapi bukan A deh, jujur gua nyesel sih saat itu, kenapa kok gua yang merasa udah lumayan aja nilainya segitu? Artinya gua butuh tambah lagi nih untuk latihan bahasa Inggris nih, minimal kalau ada sekolah kedokteran mungkin banyak waktu yang tersita untuk belajar, organisasi dan segala macam, ga usah kalian les lagi , kalau misalnya memang ngga ada waktu, tinggal banyakin dengerin referensi-referensi dalam bahasa Inggris, entah kalian nonton film, subtitlenya dalam bahasa Inggris, kemudian dengerin podcast dalam bahasa Inggris, dengerin radio dalam bahasa Inggris, macam-macam, mudah-mudahan sih cukup membantu untuk kalian yang basicnya sudah mengerti membaca bahasa Inggris tapi belum terlalu bisa cepat paham ya. Nah, susahnya kalian kalau kurang banget nih bahasa Inggrisnya, ini gua pernah ketemu bahkan sering, sorry to say sejawat-sejawat kesulitan dalam bahasa Ingggris, gua udah punya pengalaman kerja di perusahaan digital, kita bikin konten tapi judulnya dalam bahasa Inggris diartikan kan salah oleh sejawat dokter yang menikmati konten ini, maksudnya apa, yang dia mengerti apa, jadi aneh bangetlah pokoknya. Gua sedih sih ketika ada sejawat dokter yang untuk perihal satu kosakata yang umumnya aja masih banyak yang ngga paham. Bukannya gua mengecilkan hati sejawat-sejawat yang ngga bisa bahasa Inggris, tapi duuh, rugi deh kalian kalau memangnya ngga mau mengasah/melatih bahasa Inggris kalian.

Kemudian, setelah kalian di Preklinik, skill yang kalian mesti asah itu adalah melogikan sesuatu. Ini pribadi membantu banget gua karena pertama, hafalan gua jelek banget, coba baca satu buku malamnya, terus besok paginya gua udah lupa lagi, apalagi dengan sekolah kedokteran yang dituntut untuk baca, kalau benar memang lu hafal/daya ingat lu bagus sih  ga masalah juga, tapi jauh lebih gampang lu bisa menalarkan apa yang ingin lo hafalkan itu. Jadi bukan menalarkan jembatan keledainya ya. Itu cara gampang lah ya untuk menghafalkan sesuatu kalau di sekolah kedokteran sering banget tu ada jembatan keledai gimana cara ngitung asam basa, gimana cara tau keseimbangan gas darah segala macam, ada sih jembatan keledainya, tapi bukan itu yang gua maksud, benar-benar menalarkan sesuatu, artinya, let’s say lu ingin menghafalkan anatomi deh, itu kan harus hafal, tapi dibalik bahasa latin anatomi itu ada nalar sebenarnya, apalagi sangat asing banget lah ya bagi kita untuk bahasa latin, contoh misalnya interfalang digiti, inter itu antara, falang itu tangan, digiti itu jari, jadi antara jari-jari tangan, semuanya itu ada nalarnya, walaupun memang 70-80% kalian diwajibkan untuk menghafal semua ilmu-ilmu yang ada di kedokteran. Alert yang lain kepakai juga misalnya adalah yang paling gampang misalnya arteri radialis, arteri brachialis, ketika kalian ditanya nervus yang dekat apa ya nalarin aja, nervus radialis juga gitu, karena semua serupa atau mirip-mirip, jadi begitu, menalarkan sesuatu itu penting banget, termasuk juga kepakai kalau kalian udah lulus atau kalian ketika koas, ketemu pasien dengan gejala ini, gejala ini, gejala ini, disana tempat sebetulnya kalian mengasah nalarkan gejala-gejala itu dengan diagnosis yang kalian curigai. Ingat ya, kalau di kedokteran itu diagnosis pasti itu hampir jarang banget yang dibilang pasti, kenapa? Karena seiring pasien dirawat, seiring pasien ke IGD, di bawa ke bangsal, dirawat beberapa hari, itu selalu ada working diagnosis yang selalu aja berubah seiring dengan bertambahnya infromasi tentang hasil lab terbaru, ada temuan pemeriksaan fisik yang lain, atau setelah diperiksa radiologi ternyata ada temuan yang lain, atau setelah anamnesis yang lebih dalam ada riwayat yang lain, nah, jadi disitu benar-benar bagaimana kalian menalarkan sesuatu itu sangat penting, termasuk juga ini kepakai saat kalian memang bakatnya adalah di tindakan , jadi skill kedokteran yang banyak tindakan, contoh di kardiologi/ACLS kebanyakan adalah step by step/algoritma harus kalian ikuti. Kalau kalian benar-benar ngafalin algoritma itu, gua jamin dalam beberapa bulan kalian akan lupa, nah, algoritma itu dibuat berdasarkan suatu nalar/kerangka berpikir kok harus dimulai dengan suntik epinefrin? kenapa kok harus defibrilasi dengan berapa joule? kenapa akhirnya harus di kardioversi? itu kan sebnarnya ada nalarnya dibalik itu, jadi saran gua sebetulnya adalah asah nalar kalian sih walaupun orang banyak yang bilang IQ itu tidak lebih penting daripada EQ dan SQ, tapi ya kalian coba sering-sering latihan test IQ juga penting sih gua rasa, itu benar-benar mengasah seberapa bisa kalian menalar sesuatu berdasarkan kumpulan-kumpulan informasi yang terpisah-pisah.

Gua rasa itu dulu, 2 skill yang seringkali dianggap remeh tapi sebetulnya untuk kalian yang mempunyai kelemahan kayak gue dalam hal menghafal, kemudian tetap ingin jadi dokter atau terlanjur di tahun 2 atau semester 5 bentar lagi mau lulusan S.Ked, akhirnya ketemu titik, susah banget ngehafal sesuatu, cukup 2 hal yang bisa membantu kalian, jadi tetap semnagat bagi kalian yang masih sedang dalam pendidikan sekolah kedokteran, kalian bisa kok, gua yakin.