You Know That is Not the Only Way!
July 3, 2020

Euforia calon mahasiswa kedokteran - textbook = bantal?

Euforia calon mahasiswa kedokteran - textbook = bantal?
The player is loading ...
Dokterpintar

Yeay selamat buat yang udah lulus sekolah kedokteran... Sebelum gegabah beli ini itu dengerin ini dulu ya. Chill aja guys.... --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/dokterpintar/message Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/dokterpintar/support

Transcript

Selamat datang di podcast dokterpintar. Untuk kalian yang ingin tahu bagaimana jadi dokter, atau ada nggak tips-tips selama menjadi dokter, atau kalian ingin kepikiran “bisa ngga gua ngga jadi dokter?”, atau udah terlanjur lulus mau pingin apa selain jadi dokter, silahkan simak podcast kali ini, mudah-mudahan bermanfaat, selamat mendengarkan. 

Eits, jangan kemana-mana dulu, gua mau cerita dikit review, ini podcast pertama gue pakai aplikasi yang sangat bagus banget, free, kalian tidak perlu mengeluarkan duit apa-apa, malah kalian bisa dapat duit dari aplikasi ini, yaitu anchor, kalian bisa download di playstore atau appstore, atau kalian bisa buka di anchor.fm , disana kalian bisa bikin podcast dari nol, yang kalian record di sana bisa atau kalian mau masukin dari yang sudah rekam sebelumnya kalian tambahkan musik segala macam, pokoknya keren deh coba, thankyou.

Season 1 episode 9. Hai bareng gue, host kalian dr. Hafiz, host podcast dokterpintar, menjelang episode terakhir setelah ini di season 1, gue ngobrol nyantai aja, ini sih lebih ditujukan untuk teman-teman yang mau daftar kedokteran atau yang sebagai gambaran aja sudah pasti udah lulus SNMPTN/undangan, atau kalian yang nanti yang udah lulus SBMPTN atau ujian masuk di masing-masing kampus, apa aja sih yang perlu disiapin sebagai calon dokter/calon mahasiswa kedokteran? Ini juga mungkin bermanfaat sih buat pendengar podcast ini yang bapak-bapak ibuk-ibuk yang punya anak yang mau masuk kedokteran, mudah-mudahan juga bisa jadi patokan ya, kira-kira keluar duit berapa, dan duit nya akan habis untuk apa, dan segala macam.

Di luar biaya bulanan, SPP, semesteran, biaya uang masuk dan segala macam itu tergantung dari kampusnya masing-masing, tergantung kalian dapat beasiswa atau ngga, apakah kalian mengajukan soft loan (pinjaman ringan) yang berarti mereka kasih duitnya sampai kalian lulus, kemudian nanti kalian bertanggung jawab untuk mengembalikan duit itu dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah lulus, jadi dicicil, benar-benar ringan banget demi melancarkan kuliah kalian selama menjadi dokter/menuju menjadi dokter. Terlepas dari biaya-biaya yang wajib tadi, yang pertama kalian harus tahan nafsu, ya dalam artian tahu lulus kedokteran, jadi jangan semuanya dibeli, jangan semuanya distok, kayak panic buying saat pandemi, sebenarnya anak kedokteran yang baru masuk itu orang tuanya atau kaliannya sendiri bisa panic buying karena terlalu euphoria banget masuk kedokteran, jadi yang pertama yang kalian persiapka yaitu buku/textbook. Textbook ini, tergantung dari kalian tipikal orang yang belajarnya lebih nyaman metode nya seperti apa? Secara umum ada yang visual, ada yang auditorik, ada yang kinestetik, ada yang campuran. Pada rajin baca, tapi yang gua kenal sih rata-rata anak kedokteran itu mereka visual. Ada golongan lain termasuk gue, visual itu rendah banget, justru lebih dominan auditorik, jadi kalau misalnya lagi baca buku, itu aduh, baru baca bentar ngantuk banget. Jadi kalau misalnya dengerin kuliah, itu gua lebih mudeng, ya ditambah dengan presentasi-presentasi, tapi gua lebih fokusnya ya suara yang ngasih kuliahnya, jadi kalian harus tahu dulu, punya beberapa bulan nih sebelum MABA, pelajari dulu masuknya yang tipe mana. Nah, balik lagi ke textbook. Kalau kalian adalah tipe yang lebih dominan visual, maka ngga ada salahnya kalian melengkapi textbook-textbook wajib, ya sih kalau di tahun pertama yang paling butuhkan adalah buku biologi dasar, biomolekuler, fisiologi, anatomi, histologi. Masalahnya adalah, dari semua buku yang gue sebutin hanya anatomi yang lebih fokus ke gambar/butuh visualisasi, yang lainnya itu butuh tulisan/lebih dominan tulisan, kalau kalian bukan tipikal yang visual/dominannya visual, menurut gue sih wasting money/buang-bunag duit deh kalau untuk buku yang tadi, buku anatomi saya sarankan semua mahasiswa harus punya, itu ibaratnya peta kalian ketika kalian belajar di sekolah kedokteran. Kalau kalian tipikalnya auditoria tau kinestetik, ngga ada salahnya kalian pinjam aja buku kakak kelas, atau beli fotokopiannya, gua bukannya gini ya, sorry kalau ada pendengarnya dari penerbit buku, gua dulu waktu kuliah sempat mengorganisir took buku kedokteran, buku-buku asli, gua ngga nutup mata yang menurut kalian ngga bermanfaat ya uang dipakai uantuk yang lain, ngga usah beli aslinya, beli fotokopiannya malah, banyak kok di kampus-kampus kedokteran terutama kampus-kampus kedokteran yang udah gede, kenalanlah sama tukang fotokopinya, mereka itu punya banyak banget fotokopian buku/textbook yang biasa dipakai selama kuliah kedokteran.

Nah, yang kedua adalah alat kesehatan. Kalau alat itu sebetulnya kan ketika kalian preklinik itu sebenarnya belum terlalu kepakai, jujur sih apalagi di tahun pertama, di tahun kedua ketika mulai masuk mata pelajaran pemeriksaan fisik nah itu baru tuh, dimulai gunakan, semua departemen kalian ikutin ilmunya, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki pemeriksaannya, itu mungkin baru kepakai, tapi itu kepakainya juga lebih dari sekali seminggu, ngga nyampai sih, paling sekali 2 minggu mungkin malah, kenapa begitu? Karena selama Preklinik, tetap aja mayoritas kalian berdiskusi kelompok dan kuliah. Prinsipnya kalau kalian pingin beli alat kesehatan, beli yang kualitasnya ngga terlalu mahal, ngga premium-premium amat, tapi jangan yang terlalu murah juga. Nah ini yang menjadi pertimbangannya adalah kenapa? Kalau kalian beli yang terlalu mahal, sayang aja sih, karena bahkan untuk dokter yang baru lulus pun, alat kesehatan yang mahal-mahal  disimpan banget karena rentan hilang apalagi kalian yang cuma pakai sekali seminggu atau sekali 2 minggu ya kayaknya ngga terlalu guna deh, karena secara kualitas yang standard dan menengah itu untuk kalian yang baru belajar ngga kalah kualitasnya dengan yang mahal, contoh ada stetoskop yang merknya A dan L, kalau L ini premium, kalau yang A standard, jadi nanti dululah beli yang premium kalua kalian koas nanti butuh banget. Kemudian, kenapa ngga beli yang murah sekalian? Kan kalian baru belajar, kalau kalian udah sering banyak latihan, udah sering terpapar dengan pasien, ya alat yang kualitas jelek pun udah cukup untuk kalian periksa pasien, karena ya kelima indera kalian udah terlatih untuk itu. Kalau beli yang murah ini mungkin nanti ketika kalian udah saat di rotasi klinik/koas dan kerja, nah itu butuh, kalau kalian dinas/jaga malam, sayang aja, karena ada kecenderungan alat kesehatan itu gampang hilang di rumah sakit, padahal kalian udah bawa kemana-mana, jadi ada baiknya kalian beli yang murah, jadi kalian tidak terlalu rugi. Terlepas dari keluarga yang berda, nyokap bokap bisa beliin yang mahal sekali pun atau pun kalian yang mengusahakan duit sendiri, atau mengandalkan duit beasiswa, jadi siapapun kalian ini adalah saran general untuk kalian semua karena ke depannya kalian akan banyak ngeluarin duit untuk beli hal-hal yang beginian. Apa aja yang lain selain buku dan alat kesehatan? Selain itu, lebih banyak tugas administratif, dalam tanda kutip mengetik atau menulis, ya, minimal kalian harus punya laptop dengan koneksi yang bagus, jadi kalian kalau misalnya ngekos, harus cari kosan yang ada wifi nya atau beli paket internet yang bagus, beli yang murah tapi kuotanya banyak dan sinyalnya bagus di tempat kalian, karena di zaman sekarang, semenjak 5 tahun yang lalu, kurikulum kedokteran itu, udah gue bilang berulangkali, lebih banyak mengandalkan kemampuan kalian untuk mencari literature sendiri, itu sangat penting untuk kalian bisa searching, browsing, baca literature, ambil literature-nya untuk referensi di tugas-tugas kalian sebelum persiapan diskusi kelompok dsb, kemudian kalau ngeprint antara butuh ngga butuh sih, kalian bisa punya printer sendiri, atau ya kan punya teman dalam satu kosan, itu ramai kan ya, satu rumah koas itu bisa 3-4 teman kalian yang seangkatan, ya mungkin satu aja yang punya printer, yang lain bisa numpang, ya namanya solidaritas lah sesama teman, ya mungkin sekali-kali mahasiswa yang punya relasi printer ini atau gimana lah, suka-suka kalian lah ya, sebetulnya ini jauh lebih hemat kalau ngeprint di tempat print/sewa printer dan fotokopi, itu biasanya jauh lebih murah dan disesuaikan dengan harga mahasiswa, biasanya yang dekat-dekat dengan kosan kalian/dekat dengan kampus kalian , nah itu murah, hitungannyam dibandingkan kalau kalian harus beli tinta sendiri, apalagi tinta yang asli untuk printer pribadi, karena jumlahnya banyak banget kalian ngeprint itu, ya bahkan kertas digunakan bolak-balik, save the earth save go green, jangan banyak terlalu mengeluarkan kertas, tapi kalau tugasnya banyak di print bolak-balik, pisah, kemudian yaa, that’s it menurut gue lebih pelan-pelan, nikmati aja sekolah kedokteran ini, modulnya udah teratur kok, udah sangat-sangat teratur, semuanya dibalikin lagi dengan kemampuan kalian untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya ngga hanya di kampus, tapi di lingkungan pertemanan, di lingkungan organisasi, ketemu dengan para senior dsb. Ok, sekian sampai jumpa di episode mendatang!

Yoo, thankyou udah dengerin podcast ini, jangan lupa untuk ngasih saran, kritik, komen, apapun yang ingin kalian tanyakan untuk bahan gue bahas di podcast berikutnya, email ada di deskripsi dan jangan lupa untuk tetap belajar, tetap berusaha dan berdoa semoga kita menjadi dokter yang terbaik, thankyou.