You Know That is Not the Only Way!
June 25, 2020

Karir selain berpraktek (part 1)

Karir selain berpraktek (part 1)
The player is loading ...
Dokterpintar

Menjadi klinisi bukan satu-satunya pilihan karir seorang dokter. Seandainya kamu mau pilih hidup tanpa praktek banyak sekali pilihannya. Kali ini kita bahas 2 opsi tersering yang diambil lulusan dokter yang nggak mau praktek atau hanya ingin praktek sebagai kerja sampingan. Sisanya di part 2 ya. Cekidot! --- Send in a voice message: https://podcasters.spotify.com/pod/show/dokterpintar/message Support this podcast: https://podcasters.spotify.com/pod/show/dokterpintar/support

Transcript

Selamat datang di podcast dokterpintar. Untuk kalian yang ingin tahu bagaimana jadi dokter, atau ada nggak tips-tips selama menjadi dokter, atau kalian ingin kepikiran “bisa ngga gua ngga jadi dokter?”, atau udah terlanjur lulus mau pingin apa selain jadi dokter, silahkan simak podcast kali ini, semoga bermanfaat, selamat mendengarkan. 

Eits, jangan kemana-mana dulu, gua mau cerita dikit review, ini podcast pertama gue pakai aplikasi yang sangat bagus banget, free, kalian tidak perlu mengeluarkan duit apa-apa, malah kalian bisa dapat duit dari aplikasi ini, yaitu anchor, kalian bisa download di playstore atau appstore, atau kalian bisa buka di anchor.fm , disana kalian bisa bikin podcast dari nol, yang kalian record di sana bisa atau kalian mau masukin dari yang sudah rekam sebelumnya kalian tambahkan musik segala macam, pokoknya keren deh coba, thankyou.  

Hai, balik lagi dengan gue dr.Hafiz, host podcast dokterpintar, thankyou teman-teman yang udah mendengarkan hingga episode 6 ini, dan juga thankyou yang udah follow, like postingan diinstagram dokterpintar.com, untuk yang juga ngikutin kita di social media seperti tweeter @dokterpintar, facebook page dokterpintar.com, tumblr dokterpintar, dan linkedin dokterpintar, thankyou so much, support kalian sangat berarti untuk gue yang baru mulai podcast ini.

Sekali lagi gue tekankan disini, podcast ini bukan tujuannya untuk melarang kalian praktek, bukan untuk mendiskreditkan sejawat-sejawat yang sangat luar biasa semangat jadi praktisi hingga saat ini, bukan itu karena kita semua tahu menjadi praktisi menjadi seorang klinisi butuh skill yang luar biasa, tidak hanya secara pengetahuan, juga termasuk insting seorang dokter ketika ketemu kasus, kemudian bagaimana kemampuan seorang dokter bisa menanggulangi sesuatu untuk mencari solusi yang cepat ketika dalam keadaan gawat darurat atau melihat sesuatu dari semua sudut ketika pasien sudah dirawat di rawat inap, bagaimana seorang praktisi bisa dengan lihainya memberikan edukasi kepada pasien ketika dia bertemu dengan pasiennya kembali setelah 1 bulan sudah tidak kontrol, hal itu sangat butuh skill, butuh kesabaran yang luar biasa, dan jangan salah, banyak sekali praktisi yang memang sukses jadi praktisi-praktisi yang hebat dan juga sukses dalam hal material dalam tanda kutip dari segi finansial. 

Kali ini kita akan bicara tentang solusi, jadi 5 episode sebelumnya kita ngomong tentang masalah-masalah, sekarang solusinya bagaimana? Bagaimana kalau misalnya memang kalian tetap ingin jadi dokter tapi ketika dalam perjalanannya kalian piker ada opsi “gua tetap jadi dokter, gua tetap lulus sebagai yang menyandang gelar dokter, atau minimal sarjana kedokteran, tapi gua tetap bisa kerja, gua bisa cari nafkah tanpa perlu praktek”. Kali ini gue akan memberikan opsi kepada kalian untuk the next ratusan ribu dokter yang akan lulus di beberapa tahun mendatang, ini adalah kumpulan dari industri-industri mana saja yang bisa menerima kalian semua sebagai tenaga kerja. Yang pertama, rumah sakit, fasilitas kesehatan dan yangmenyediakan service yang sama. Kalian tidak harus berpraktek di rumah sakit, kalian tidak harus menjadi klinisi, kalian tidak harus jaga poliklinik, kalian tidak harus jaga IGD untuk bisa bekerja di lingkungan rumah sakit atau di fasilitas kesehatan, banyak lowongan kerja yang menerima lulusan dokter dan membutuhkan lulusan dokter, salah satunya adalah kalau kita mengenalnya secara umum manajemen, tapi sebetulnya tidak semuanya terkait dengan manajemen administrasi rumah sakit. Manajemen administrasi rumah sakit itu sendiri bertugas untuk mengelola rumah sakit secara umum, bagaimana rumah sakit tetap bisa jalan, bagaimana pelayanan bisa lancar, tetapi hak dan kewajiban tenaga kesehatan/tenaga medis yang bekerja di dalamnya juga terpenuhi, disamping itu juga dengan mengembangkan bisnis dari fasilitas kesehatan atau rumah sakit itu sendiri. Banyak sejawat yang mengambil pendidikan S2 MARS demi mendapatkan ilmu itu dengan harapan tentunya masih dalam mewujudkan cita-citanya jadi direktur rumah sakit. Tapi ada bagian managerial lain yang sebetulnya dibutuhkan rumah sakit, salah satunya adalah marketing. Bagian marketing rumah sakit itu juga sangat dibutuhkan, kenapa? Karena yang bisa menjual service/pelayanan sebuah rumah sakit secara lengkap dan benar tentu dibutuhkan expert, ya balik lagi tentu dokter. Disanalah fungsi seorang marketer yang kalau kalian punya bakat jualan dalam tanda kutip, ini bisa menjadi salah satu lahan untuk belajar sekaligus mendapatkan pengalaman sebagai marketing rumah sakit, dengan tetap menggunakan ilmu yang kalian dapatkan selama bersekolah kedokteran. Kemudian kalian juga bisa membantu me-managerial dalam hal klaim dan reimbursement, karena di era sekarang ya, dimulai dari sekitar tahun 2005 dimana faskes, BPJS, jamkesmas itu lagi gede-gedenya, ditambah lagi semenjak menteri kesehatan sebelum ini menargetkan 100% warga Indonesia ter-cover oleh BPJS maka yang dibutuhkan oleh rumah sakit adalah orang yang bisa mengkonfirmasi apakah kasus yang ini betul-betul bisa dicover oleh BPJS atau asuransi swasta lainnya yang tercatat meng-cover si pasien tersebut. Untuk menjadi posisi ini sering dikenal dengan istilah case mix, atau case manager, atau verificator, banyak posisi-posisi yang berhubungan dengan posisi ini. Posisi ini tentunya menentukan seberapa banyak rumah sakit mendapatkan keuntungan dari coverage dari asuransi dan seberapa besar rumah sakit harus mengeluarkan uang sendiri dalam hal membantu pasien kalau misalnya pasiennya memang tidak mampu sementara asuransinya tidak meng-cover. Lowongan pekerjaan ini sangat menarik untuk lulusan dokter, kenapa? Karena yang tahu diagnosis itu pasti utamanya adalah lulusan dokter, yang tahu bedanya antara anemia defisiensi besi dan anemia kronis, itu adalah dokter, yang tahu perdarahan intracranial dengan perdarahan ekstrakranial, perbedaannya dimana, itu adalah dokter, jadi posisi-posisi inilah yang menentukan apakah memang kasus yang ditangani oleh klinisi bisa dicover oleh sistem pembayaran atau yang meng-cover si pasien tersebut. 

Kemudan yang kedua, selain rumah sakit, industri paling besar yang menerima lulusan dokter adalah industri farmasi dan alat kesehatan. Untuk membahas ini, kita akan membahas di episode berikutnya, satu episode khusus membahas bagaimana sih bekerja di industri farmasi untuk seorang lulusan dokter, tapi kali ini saya akan menjelaskan secara ringkas, di industri farmasi dan alat kesehatan itu pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, bagian yang pertama adalah research and development, sementara bagian yang kedua adalah commercial. Karena kebanyakan perusahaanfarmasi dan alat kesehatan yang berada di negara kita ini adalah subsidiary atau cabang perusahaan global, yang pabriknya terletak di luar negeri, maka research and development-nya pun di luar negeri, jadi jarang sekali ada anak bangsa lulusan dokter dalam negeri yang bisa kerja di research and development di suatu perusahaan farmasi besar/multinational company. Tidak menutup kemungkinan untuk teman-teman yang kuliah di luar negeri ya pasti, karena memang sudah terstandar secara Internasional, lulusannya diakui oleh beberapa kampus menjadi patokan utama lulusan dokter ternama, contohnya misalkan Harvard lah, itu saja pasti jalur pintasnya adalah masuk RnD  farmasi, tapi kalau misalnya memang teman-teman tertarik menjadi seorang scientist dan mendapatkan uang yang sepadan sebagai researcher maka ambillah lowongan kerja ini dimulai dari perusahaan farmasi lokal tentunya, tapi kalian nanti akan bersaing dengan teman-teman non dokter, jurusan lain yang memiliki PhD di bidang farmakologi. Kemudian, selain RnD, bagian yang paling besar yang sbetulnya menerima lowongan kerja dokter adalah commercial. Nah, commercial adalah lingkup besar dari suatu organisasi industri farmasi dan alat kesehatan yang ada di negara-negara terutama negara berkembang seperti Indonesia dan negara tetangga. Adapun unit commercial ini terdiri dari divisi atau departemen sells, yang memang tujuannya untuk menjual produk yang sudah jadi, kemudian ada departemen regulatory, yang tujuannya untuk mendaftarkan obat yang sudah selesai penelitian untuk didaftarkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan, sehingga disebut dengan regulatory affairs, kemudian setelah mendapatkan approval maka disusunlah strateginya bagaimana obat ini bisa diterima oleh pasar dan mendapatkan insight dari dokter-dokter klinisi, apakah memang obat ini betul-betul dibutuhkan sebelum launching di pasaran. Nah itu dikerjakan oleh tim market acess dan tim medical. Nah, 2 tim ini utamanya memang adalah lulusan dokter dan farmasi. Kemudian setelah produk launching, lantas disusunlah strategi pemasarannya oleh divisi marketing, marketing bekerja sama dengan medical untuk memperkuat tim sells dalam hal menjual obat atau menjual produk tadi yang di-approve oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan tersebut. Jadi, pada prinsipnya, kelima divisi tadi dalam satu unit commercial bekerja sangat erat untuk betul-betul memastikan bahwa produk yang dipasarkan di negara itu bisa terjual dengan baik dan target yang ditentukan oleh tim global bisa tercapai oleh tim lokal.

Ok, jadi itu 2 opsi utama yang bisa kalian pilih kalau kalian memang tidak mau praktek tapi tetap ingin bekerja di dunia kesehatan, yang pertama rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan di bidang managerial dan marketing, kemudian yang kedua di perusahaan farmasi dan alat kesehatan. Ingat, semua posisi yang gua sebutin itu menerima lulusan dokter, jadi bukan semata-mata untuk kalian, tapi preffer kalau yang diterima adalah lulusan dokter, kenapa? Karena seseorang dengan background medical akan akan lebih mudah mengerjakan pekerjaan itu dibandingkan dengan teman-teman tanpa background medical atau pernah kuliah sebagai sarjana kedokteran atau lulus dengan gelar dokter. Next-nya, gua akan jelaskan di part 2, industri –industri lain yang semakin hari semakin banyak menerima lulusan dokter terutama di era digital seperti sekarang ini, jadi check it out!

Yoo, thankyou udah dengerin podcast ini, jangan lupa untuk ngasih saran, kritik, komen, apapun yang ingin kalian tanyakan untuk bahan gue bahas di podcast berikutnya, email ada di deskripsi dan jangan lupa untuk tetap belajar, tetap berusaha dan berdoa semoga kita menjadi dokter yang terbaik, thankyou.